Kamis, 01 Oktober 2020

Transkip Perbincangan Aidit dengan Mao Zedong Terkait Kudeta PKI


Teleportasi Zaman
--- Disertasi Taomo Zhou, sejarawan dari Nanyang Technology University, Singapura ternyata mengungkapkan beberapa catatan menarik terkait pergolakan politik di Indonesia yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Salah satunya rencana PKI untuk melakukan kudeta atau yang lebih dikenal dengan G30S/PKI.

Dari data yang didapat Taomo Zhou lewat arsip-arsip sejarah yang disimpan di Beijing, terungkap jika DN Aidit ternyata pernah mengutarakan rencananya untuk melakukan kudeta kepada Mao Zedong dan petinggi Partai Komunis Tiongkok saat ia berkunjung ke negeri Tirai Bambu itu.

Pertemuan ini juga diabadikan lewat sebuah foto jadul dimana Mao Zedong diapit DN Aidit dan istrinya, Tanti serta anggota Politbiro PKI, Jusuf  Adjitorop. 

Nah berikut ini transkip lengkap percakapan DN Aidit dengan Mao Zedong berdasarkan disertasi Taomo Zhou pada tanggal 5 Agustus 1965:

Mao: Saya rasa Sayap Kanan Indonesia bertekat merebut kekuasaan, apa kau juga ingin seperti itu?

Aidit: (Mengangguk) jika Soekarno mati, ini akan menjadi sebuah pertanyaan besar siapa yang akan mendapatkan kekuasaan.

Mao: Saya menyarankan Anda jangan terlalu sering pergi ke luar negeri. Anda bisa mewakilkan orang nomor dua di partai Anda untuk pergi ke luar negeri sebagai gantinya.

Aidit: Sayap Kanan akan melakukan dua kemungkinan aksi. Pertama, mereka dapat menyerang kami. Jika benar, kami tentu akan punya alasan menyerang balik. Kedua, mereka dapat mengadopsi metode yang lebih moderat dengan membangun pemerintahan Nasakom. Tanpa Soekarno ini akan menjadi mudah bagi mereka untuk mendapatkan dukungan dari kalangan tengah untuk mengisolasi kami. Skenaro terakhir akan sulit untuk kami. Bagaimanapun kita harus menghadapinya. Amerika telah meminta dia (Nasution) untuk lebih fleksibel dibanding sebuah kudeta. Dan dia menerima saran Amerika.

Mao: Itu tidak bisa diandalkan. Situasi saat ini telah berubah.

Aidit: Skenario pertama, kami berencana membentuk komite militer. Mayoritas komite adalah Sayap Kiri tapi juga harus memasukan elemen moderat. Dengan cara ini, kami bisa membuat bingung musuh kita. Musuh tentu tidak yakin dengan arah komite ini dan para komandan militer yang simpatik ke Sayap Kanan tidak akan langsung melawan kita. Jika kami menunjukkan bendera merah tentu mereka akan langsung menentang kami. Itu kepala komite militer ini akan menjadi anggota bawah tanah dari partai kami, tetapi dia akan mengidentifikasi dirinya sebagai pihak netral. Komite militer ini tidak boleh bertahan lama karena orang baik akan berubah menjadi jahat. Setelah didirikan, kami perlu mempersenjatai para buruh dan petani secara tepat waktu.

Dari isi percakapan ini, Taomo Zhou menganggap sangat mirip dengan situasi dan gambaran yang terjadi di internal PKI saat melakukan Gerakan 30 September 1965.


Sumber: VIVA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar