Salah satu tekhnik yang sangat disegani di dunia kung fu
adalah Baji Quan yang berarti “delapan arah” atau “delapan penjuru angin”. Seperti
namanya, tekhnik kung fu ini mampu menyerang lawan sekaligus bertahan dari
berbagai sisi.
Salah satu ciri tekhnik ini adalah kepalan tinju yang tidak
mengepal secara penuh, melainkan sedikit terbuka. Dalam melakukan serangan, kung
fu Baji Quan menyasar ke anggota vital tubuh lawan. Hantaman siku dan hentakan
kaki menjadi andalan tekhnik ini.
Seorang praktisi beladiri Baji Quan yang akan selalu
dikenang namanya adalah Wu Zhong. Wu adalah seorang Muslim yang tercatat
sebagai grand master pertama dalam aliran Baji Quan. Sekitar 300 tahun yang
lalu, Wu mewariskan kung fu Delapan Penjuru Angin.
Kini kung fu Baji Quan menjadi salah satu gaya bertarung
yang banyak dilatih masyarakat, termasuk warga Muslim Tiongkok. Kemudian menjadi
tekhnik kung fu yang dilatih oleh pengawal kerajaan.
Kung Fu Baji Quan sangat dinamis. Film “Grandmaster” tahun
2013 menunjukkan kedahsyatan kung fu ini, yang ampuh dalam pertarungan jarak
dekat. Hantaman siku dan hentakan kakinya sangat efektif menjatuhkan lawan.
Dalam gim Street Fighters, ada karakter Akira Yuki yang
selalu tampil mengenakan ikat kepala putih. Pendekar dalam gim ini ditokohkan
sebagai praktisi aliran Baji Quan. Selain gim, ketangguhan tekhnik Akira juga
dibuatkan dalam serial kartun.
Tekhnik Baji Quan juga menginspirasi komikus Ryuchi Matsuda
melahirkan tokoh Kenji, seorang remaja yang giat belajar tekhnik Baji Quan. Selain
mengungkapkan kedahsyatan tekhnik Delapan Penjuru Angin, komik ini juga
mengisahkan sejarah para master Baji Quan.
Wu Zhong pencipta Baji Quan
Di balik semua popularitas tekhnik Baji Quan, nama Wu Zhong
tidak bisa dilepaskan.
Wu Zhong hidup di abad 17, di masa pemerintahan Dinasti
Qing. Dia seorang Muslim yang lahir di Hebei, utara Tiongkok yang banyak
didiami warga Muslim.
Keterampilan beladiri yang dikuasai Wu berasal dari sejumlah
master kung fu pada zamannya. Salah seorang gurunya adalah Zhang Yueshan. Wu
juga belajar dari dua pendeta Tao misterius. Konon, keduanya menyembunyikan
identitasnya di balik jubah pendeta karena mereka cenderung memberontak
terhadap Dinasti Qing pada masa itu.
Tekhnik Baji Quan yang diajarkan Wu mengandalkan kekuatan
tangan dan kaki. Setiap praktisi Baji Quan diwajibkan memiliki kuda-kuda yang
kokoh. Untuk mencapai gerakan sempurna, mereka juga berlatih pernapasan. Selain
tangan kosong, tekhnik Baji Quan juga mengajarkan menggunakan senjata.
Wu mengajarkan tekhnik Delapn Penjuru Angin sampai akhir
hayatnya di Hebei. Kung fu Baji Quan kemudian diteruskan oleh keluarganya,
yaitu putrinya Wu Long, serta dua cucunya.
Di luar jalur keluarga, Wu juga memiliki banyak murid. Seorang
yang dikenal juga mengajarkan kung fu Baji Quan adalah Li Shu Wen (1864-1943)
yang tersohor dengan julukan “Sang Dewa Tombak”.
Efektif, lincah dan tangkas adalah karakter aliran Delapan
Penjuru Angin. Kung fu ini kemudian dikenal sebagai kung fu-nya para pengawal.
Istilah itu disebut karena banyaknya para praktisi Baji Quan yang bekerja di
ranah militer atau menjadi pengawal kerajaan.
Praktisi kung fu Baji Quan Huo DianGe menjadi menjadi
pengawal kaisar terakhir China, Pu Yi. Pengawal pribadi Perdana Menteri Pertama
China Mao Tse-tung juga seorang praktisi Baji Quan.
Dua nama lain yang tidak bisa dipisahkan dari kung fu Baji
Quan adalah Keluarga Ma. Dua bersaudara ahli kung fu Ma Fengtu dan Ma Yintu
memperkenalkan Baji Quan ke Institut Goushu di Nanjing. Keduanya juga seorang
Muslim di Hebei.
Kung fu Baji Quan diteruskan oleh Ma Xianda, putra Ma
Fengtu. Kemudian dilanjutkan lagi oleh putranya Ma Yue dan Ma Lur.
Hingga kini, Keluarga Ma masih aktif menyebarkan kung fu
Baji Quan ke seluruh dunia. Kung fu Baji Quan tidak pernah kehabisan murid. Hingga
kini kung fu Baji Quan terus tumbuh dan dipelajari dari generasi ke generasi,
baik di kalangan masyarakat luas, juga warga Muslim. (Rudi Hendrik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar